Jumat, 28 November 2008

CINTA DALAM DIRIKU


CINTA DALAM PANDANGANKU

BY

AGUS CAKEPT


Pria dan Wanita yang belum pernah mencintai, tidak akan bisa menjadi dirinya sendiri. Cinta adalah kehidupan......Kehilangan cinta sama halnya dengan kehilangan kehidupan. Setiap hubungan yang terjalin antara kita dan orang lain mencerminkan hubungan kita dengan diri sendiri. Mencintai diri sendiri adalah awal dari kisah sepanjang usia. Bukan penampilan yang akan membuat kita mencintai atau menyukai seseorang. Kebahagiaan tidak bisa datang dari luar, melainkan harus dari dalam. Kita adalah pahlawan dalam cerita kita sendiri Luka - luka psikis yang disebabkan oleh keyakinan bahwa diri kita buruk, akan meninggalkan bekas permanen pada kepribadian kita.


Cinta adalah menemukan diri sendiri di dalam diri orang lain, dan merasa bahagia dengan penemuan itu. Jatuh cinta sebenarnya hanya berarti membuka imajinasi dan menyisihkan akal sehat. Cinta yang kita berikan adalah juga cinta yang kita simpan, yang selama ini masih terpendam. Rasa percaya membuat kita sanggup menumpahkan perasaan - perasaan dan rasa takut kita yang paling dalam kepada pasangan kita, sebab kita tahu semua curahan perasaan itu akan ditanggapi dengan rasa sayang dan peduli. Penghargaan untuk cinta adalah cinta itu sendiri. Air mata bisa berhenti mengalir, tapi hati tidak akan pernah. Cinta bukan seperti sumber air yang kering, melainkan lebih seperti mata air alami, semakin panjang dan jauh alirannya, semakin kuat, dalam, dan jernih kualitasnya.


Kita selalu takut untuk memulai sesuatu yang ingin kita jalani dengan bagus, tulus, dan serius. Sungguh malang dia yang semasa muda belum belajar mencintai, menyimpan harapan dan mempercayakan diri pada kehidupan. Cinta adalah permainan yang bisa dimainkan dan dimenangkan oleh kedua belah pihak. Cinta akan terjadi begitu saja. Kita tidak perlu melakukan apa - apa. Selalu ada yang pertama kali. Segalanya : Cinta adalah bagian dari diri kita. Seringkali mencintai sesuatu merupakan satu - satunya tempat untuk memulai, untuk membuat hidup ini menjadi milik kita sendiri. Manusia pasti membuat kesalahan; itulah kehidupan. Tapi mencintai tidak pernah merupakan kesalahan.


Cinta bisa menyembuhkan baik terhadap si pemberi maupun si penerima. Cinta bukanlah apa yang menjadikan kita, tapi apa yang sudah ada dalam diri kita sendiri.


Cinta selalu hadir, tinggal kita bisa merasakannya atau tidak. Keberanian bukan berarti tidak punya rasa takut melainkan berani bertindak walau merasa takut. Mencintai berarti berani memeprtaruhkan hati. Kita hanya bisa belajar mencintai dengan mencintai. Bagi mereka yang sangat jatuh cinta, seluruh dunia terasa tersenyum. Tidak ada undangan yang lebih besar untuk mencintai selain mencintai terlebih dahulu. Lebih baik pernah mencintai dan kehilangan daripada tidak pernah sama sekali. Cinta bukanlah apa yang kita rasakan, tetapi apa yang kita lakukan. Kita mendefinisikan cinta sebagai perasaan bahagia kalau kita berada di dekat orang satunya, dan kita yakin akan nilai serta perkembangan orang itu, seperti yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri. Mencintai dan menang adalah hal paling indah. Mencintai dan kalah, yang kedua terindah. Tak ada orang yang pernah mencintai siapa pun dengan cara yang diinginkan setiap orang.


Lawan dari cinta bukanlah benci, melainkan tak peduli. Dan lawan dari kehidupan bukanlah kematian, melainkan ketidak pedulian. Bukan kisah cinta yang penting melainkan kemampuan untuk mencintai. Sangat mengherankan, betapa banyak perubahan perasaan yang bisa terjadi dalam setiap harinya. Cinta yang layak disebut cinta hanyalah cinta yang tanpa syarat. Cinta tidak bisa dinilai dengan harga. Ia baru bisa disebut cinta kalau diberikan dengan bebas. Titik balik dalam proses menuju kedewasaan adalah saat kita menemukan dalam diri kita kekuatan inti yang bisa mengatasi semua rasa sakit. Kebahagiaan terbesar dalam hidup ini adalah keyakinan bahwa kita dicintai-dicintai karena diri kita apa adanya atau lebih lagi, dicintai walaupun seperti kita apa adanya. Hal - hal paling baik dan paling indah di dunia ini tidak bisa disentuh namun bisa dirasakan dalam hati. Ingatlah untuk selalu ramah. Ingatlah untuk selalu penuh cinta. Ingatlah untuk menikamti segala perasaan yang ada dan untuk memperhatikan diri kita sendiri. Tapi yang terutama, ingatlah untuk berbahagia.


Kalah dalam cinta sama halnya dengan kalah main catur, semakin banyak bermain, semakin banyak yang dipelajari. Penegasan tentang kehidupan seseorang - kebahagiaan pertumbuhan, kebebasan - berakar pada kapasitas orang yang bersangkutan untuk mencintai.
Orang yang mencintai tidak perlu sempurna, cukup menjadi manusia biasa. Apa yang tidak membuatku mati, menajadikanku lebih kuat. Saat satu pintu tertutup, pintu lain terbuka, tapi sering kali kita menatap pintu yang tertutup itu begitu lama dan dengan penuh sesal, hingga kita tidak melihat pintu yang telah terbuka untuk kita.


Bagaimana menurutmu tentang cinta ?

Rabu, 26 November 2008

FLA PSYCHOLINGUISTIC

ANALYZING THE SOUND OF PRODUCED BY CHILDREN UNDER FOUR YEAR OLD

by

Cukup Agussalim cakept Saja


A. Background

Language is a social aspect of human life, because language is the most important means of social communication among the members of society. Without language, it seems impossible for people to communicate smoothly. The development of human civilization is to be resulted from the regular society contact which of course involves the use of language.

Language is also closely related to the human thought because language is actually the realization of what one is thinking or the oral representation of human thought. We can not think without language, it is because we use language in our mind when we are thinking. Thus, since human behavior, habit and customs are underlined by way of thinking. Language is closely related to those behavior, habits and customs

In this chapter the writer has done research to three children in different area and background of families. The first research was done on October 06-09, 2007 in ZIPUR area or TNI’s dormitory in Jl. Ujung berung east Bandung. The name of child is Intan Aprilaini 1, 2 years old. And using daily language is Indonesia, so, she quite knows Indonesia language.

The second and the third children were done on October 12 – 15, 2007 in RT / RW. 16/ 04 Dasok Pademawu Pamekasan Madura East Java. The second child is Didik Riyanto 2, 5 years old; the other one is Ulzilaturrahmah 3,9 years old. Because they live in small village and using mother tongue as daily language. But ulzilaturrahmah has been school in kingder garden; she can speak and read a little indoneaia language.

The writer did observation to know their abilty in absorb language. To support the observation, the writer wants to know the character of young children. According to Wendy A.Scott & Libeth H. Yireberg (2003:2) In Teaching English to children said:

The character of the young language learner:

  1. They know that the world is governed by rules. They may not always understand the rules, but they know that they are there to be obeyed and the rules help to nurture a feeling of security.

  2. They understand situation more quikly and they understand the language used.

  3. They use language skill long before they are a ware of them.

  4. Their own understanding comes through hand and eyes and ears. Physical world is dominant at all time.

  5. Young children are enthusiastic and positive about learning.

It means, we all thrive on doing well and being praised for what we do and this is especially true for kids. It is important to praise them if they keep their enthusiasm and feel successful from the beginning.

From those characteritic it can be concluded that young children have habit to improve their innate capacity by hearing what the people said. They learn language word by word through social interaction. As according to J.D.O. Cannor (1967:1) in Better English pronounciation said:

Language starts with the ear. When a baby stars to talk he does it by hearing the sound his mother makes and imitating them “

Someone can speak depend on hearing, but just hearing, it is not enough, she or he must listen to it, and it is not for the meaning but for the sound of it. It means that language is habit. So, when we talk something indirectly audience absorbs and imitate.

For example:

Mother: ini radio

Kid : Ni yo

Mother: adik mau makan

Kid : au Kan.


B. Theoritical Review

Language is a social aspect of human life, because language is the most important means of social communication among the members of society. Without language, it seems impossible for people to communicate smoothly. The development of human civilization is to be resulted from the regular society contact that of course involves the use of language.

First language acquisition is a process that takes place in children’s brain when acquiring their first language. First language stars from the very short and simple utterances crying, gurgling, cooking, babbling and other.

Learning language mechanism is habit formation in environment. The child will be conditioned by stimuli in order to produce some kind of response. To make the association or bond strong, learning needs practice (over – learning) and reinforcement. In this session, the role of environment is very important as source of stimuli and reinforcement. From environment will imitate, memorize, practice and over- learning.

According to J.D.O.Connor (1967; 01) in Better English Pronunciation said that:

Language starts with the ear. When a baby stars to talk, he does it by hearing the sound his mother makes and imitating them “.

So, it can be concluded that Language is habit:

  1. Speaking is mouth-action: so, you must use your mouth.

  2. Reading is mouth and eye-action: so, you must use your mouth.

  3. Listening is ear-action: so, you must use your ear.

  4. Writing is hand-action: so, must use your action.

Someone can speak depend on hearing, but just hearing, it is not enough, she or he must listen to it, and it is not for the meaning but for the sound of it. It means that language is habit. Make it habit, she or he will get it. If she or he wants to speak fluently, she or he must have habit in speaking. Speaking is mouth-action, being fussy will make better in speaking.


  • Theories In First Language Acquisition

1. Behavioristic Approach

It is also called empiricist / behaviorism / environmentalist that strongly believes that knowledge that a child gets comes from experience.

It is said that environment plays an important role in the process, as a source of stimuli and reinforcement. The environment shapes/forms/ determines the condition and development of the language. So, a language will be learned from imitation, memorization, practice and over-learning.

2. Nativist Approach

This approach believes that humans are given an innately determined language acquisition since they were born. They have innate capacity that given by God. Human beings possess an innate mental capacity for language. It is different cognitive ability for the other kind of learning that is special language mechanism in which induviduals are hard-wired wit syntactic principles, or grammatical rules. As the nature of language is universal, anybody can learn any language. They are exposed to be comparable easily.

The learning process: child is born with language acquisition device (LAD) which is preprogrammed with principles of language that enable children to generate and understand utterences. In this process, the innate capacity plays important role and the environment serves as medium of exposure needed to active the process. The success of producing acceptable form will motivate him/ her to learn further and use the forms more extensively.

3. Interactionist

Focused on the role of cognition and environment.

a. Cognition

The fluency and accurately and contextually spoken language depends on how fast their brains process to construct all input they go. It began to see the language as one manifestation of cognitive ability and affection ability.

b Social Interaction / environment.

Environment has important role to be success in learning language, because a good environment is not a luxury, but a necessity. It means that learning language needs a habit in environment. So, to be successful in learning language, we must live in area in which the language is used.

Both innate capacities, in this case cognition, and quality of the environment, in this case the quality of language input plays inportant role in the process of language development. Actualization of innate knowledge is in the form of engaging the child in interaction with environment to develop their communicative competence.

The role of environment is to enchance the development beyond the level that the child can afford to do by him / her own effort.

C.Methodology

1. Type of study

In this chapter, field research is used as type of study. The objects of the research are three children. Field research is used to describe the reality of children’s abilty in absorbing and imitating language indirectly.

2. Data Source

Data source is used to complete or to support this paper. To collect data is used some sources, they are:

    • Library Research

Library research is needed to determine basic grammatical structures, vocabulary and examples which guided us in learning process and to support the contents.

    • Reference books

Reference books are needed to support data; in reference books many ideas and opinions can be found. They are used to make the data valid and actual

3. Data Collection Method

The writer took data from the children conversation with other people indirectly.

D. Discussion


In this chapter, the writer wants to know how the children’s abilty in absorbing and imitating language indirectly. . To get data about it, the writer did research by hearing their conversation indirectly. This is part of their conversation:

Bandung 06 October 2007, 07: 30. Intan’s house

Agus: hallo adik, adik mau oleh – oleh?

Intan: oye – oye, ya Om

Agus: Om, bawain adik bakpia, mau?

Intan: au pia

Bandung 07 October 2007, 17.00

Intan’s mother: adik panggil Om agus sana ?

Intan: gil, om ajus ya ma

Intan’s mother: ya, kita makan bareng

Intan: (berteriak) Om, Om, Om, ma em

Intan: sok, au ain cuda – cudaan

Bandung, 09 October 2007, 18.00

Agus: adik Om, mau pulang ya. Itu mobilnya udah nunggu

Intan: Om, ulang ya, kek bil

Intan: ma adik icut, Om

Pamekasan, 12 October 2007.19:30 Didik’s house

Didik: deh tamui buk,

Didik: Om ajus buk

Didik: le-ole apah Om?

Agus: cobak becah (memperlihatkan bakpia ke didik)

Didik: tak ca oh Om, encok cik tak a sacolah Om

Agus: areah nyamanah bakpia

Didik: baaapia ya Om.

Didik: encok dik bil bilan (sambil menunjukkan m)

Pamekasan, 15 October 2007, 18: 00 ulziatur”s house

Ulzilatur: sapora’an kak.

Ulzilatur: pak, Te tenih sengkok macaah

Ulzilatur: “sa…ya per …ji ke sawah ti..ap pagi” benner kan pak

Ulzilatur’s father: Mon, areah apah bacaannah (sambil menunjukkan)

Ulzilatur: ‘’ pe..a ..pa mateh ka k, pak. Te..a.. ta, en..i nyi. Pak tanyi, pak”

Ulzilatur’s father: Terros agi

Ulzilatur: “ be…a..ba, we…a.. wa. Bawa. Ce… a…ca…ka…u… mateh el. Cancul. Bawa cancul”

Intan apriliani

TOKEN/DATA

Phonological level

morphological level

syntax

oye – oye


Oleh - oleh


au pia

[m]+au [bak]+pia

mau bakpia

V+ O

gil, om ajus

[pang]+gil

Panggil, om agus

V+O

sok, au ain cuda – cudaan

[be]+sok [m]+au

Besok, mau kuda-kudaan

V+ O

ulang ya, kek bil

[p]+ulang ya, [pa]+kek, [mo]+bil

Pulang ya, pakek mobil

V + O

icut,


ikut

O









Didik Riyanto

NO

TOKEN/DATA

Phonological level

morphological level

syntax

1

deh mui, buk

[be]+deh,[ta]+mui,[e]+buk

Bedeh tamui, ebuk

V+S + O

2

Om ajus, buk


Om agus, ebuk

S+ O

3

le-ole apah Om


Ole – ole napah

V+O

4

tak ca oh Om


Tak taoh om

V+ O

5

encok cik tak asacolah Om


Sengkok gi’ tak sakolah

S + V + O

6

baaapia ya Om

Ba+[k]+pia

Bakpia

O

7

encok dik bil bilan

[s]+en+[g]+kok, [en]+dik, [mo]+bil,[mo]+bilan

Sengkok endik mobil - mobilan

S + V+O

8






Ulzilaturahmah

NO

TOKEN/DATA

Phonological level

morphological level

syntax

1

“sa…ya per …ji ke sawah ti..ap pagi


Saya pergi ke sawah tiap pagi

S+V + O

2

Pak tanyi


Pak tani

V+ O

3

Bawa cancul


Bawa cangkul

V+O


Based on those tables above, it can be concluded that absorbing and imitating level of children’s developing innate capacity is depended on their environment and ages. We can see among the children, they have different ability in mastering language, such as – speaking and reading activities. The older the age – the higher level in mastering language.

E. Conclussion

As human being, we always get in touch with other people such as- our parent, friends, teachers and any body else wherever and whenever even foreigners. But how we do it? Surely, we carry it out by speaking, what sort of tools do we use to speak? To answer this question, every body is bound to know it obviously that we use language to speak and in speaking

Children learn language based on what they hear in environment and what they already know about the world, the fluency and accurately and contextually spoken language depend on how fast their brain process to contruct all input they got. Social interaction is very important to develop the child innate capacity. So, Environment has important role to be success in learning language, because a good environment is not a luxury, but a necessity. It means that learning language needs a habit in environment. So, to success in learning language, we must live in area in which the language is used

Reference lists

Connor J.D.O, 1967 “Better English Pronunciation” Cambridge at the University Press

A. Scott wendy and lisbeth H. Ytreberg, 2003 “Teaching English to children” longman


Selasa, 25 November 2008

Contoh RPP Bhs Inggris SD

LESSON PLAN



Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Satuan Pendidikan : SDN Glagah

Kelas/Semester : II/ I

Tema : Toys

Keterampilan Bahasa : Speaking

Waktu : 4 x 35 menit


  1. Standar Kompetensi

Memiliki keterampilan awal berbahasa Inggris sehingga siswa dapat berbicara dan memahami instruksi-instruksi serta informasi sangat sederhana dalam bahasa Inggris pada level novice.


  1. Kompetensi Dasar

Mengucapkan sejumlah kosa kata tentang toys dan menggunakan tindak tutur do you like …. ? Dengan keterampilan fungsional yang berhubungan dengan toys dalam kalimat dan pengajaran bahasa Inggris sederhana.


  1. Indikator

  1. Siswa berbicara menggunakan tindak tutur “do you like…?” Dengan baik dan benar.

  2. Siswa merespon ungkapan “do you like…?”Dengan baik dan benar.

  3. Siswa mampu menyebutkan berbagai macam mainan


  1. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menyebutkan dan menuliskan mainan keseharian dalam bahasa Inggris


  1. Materi Ajar

    1. Toys

    2. Memperkenalkan tindak tutur do you like …? Yes, I do …, No, I don’t….


  1. Pendekatan & Metode Pembelajaran

    1. Pendekatan : Kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL)

    2. Metode : Presentasi & Tanya jawab


  1. Langkah-langkah Pembelajaran

    1. Kegiatan Awal

      1. Guru memberi salam kepada siswa

      2. Guru memimpin do’a

      3. Guru memotivasi siswa mengenai materi yang akan dibicarakan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan awal yang berhubungan dengan tindak tutur do you like …?

      4. Guru memperkenalkan materi yang akan dibahas kepada siswa


    1. Kegitan Inti

      1. Guru memberikan materi dengan menyuruh siswa untuk menebak benda apa yang guru tunjuk tentang Toys

      2. Guru menyuruh siswa menirukan kalimat yang ditunjuk.

It’s a toy car

It’s a doll

It’s a Puppet

      1. Guru meminta siswa menyebutkan mainan kesukaan mereka.

      2. Guru menulis formula do you like ...? dan memberikan contoh pelafalan kata-kata dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar.

Do you like doll?

Do you like to play toy car?

Do you like to play …? dst…

      1. Guru melatih siswa menggunakan yes I do, no, I don’t disertai dengan gesture

      2. Guru menyuruh satu siswa maju untuk tanya jawab dengan guru untuk memberikan contoh.

Prosedur pembelajaran: * Tanya jawab menggunakan tindak tutur do you like …? Untuk memperoleh informasi

*Pertemuan ke 2 ditambah dengan songs.

    1. Kegiatan Akhir

      1. Guru mengulang kembali materi yang telah disampaikan secara ringkas.

      2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

      3. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah diberikan.

      4. Guru mengucapkan salam perpisahan.


  1. Sumber Belajar

Buku Paket Active English 2 A Fun and Easy English Book

  1. Penilaian

Pengamatan




Yogyakarta, 22 November 2008

Guru mata pelajaran Praktikan












Sabtu, 22 November 2008

BANGUNAN KEISLAMAN


BANGUNAN KEISLAMAN

By: M. Agus Salim


Cobalah anda bayangkan suatu bangunan (rumah/gedung) yang sangat indah dan menarik anda disini dalam arti bangunan tersebut sudah lengkap. Berdiri diatas lahan yang luas, fondasi yang kokoh, mempunyai pagar pelindung, halaman, tiang utama penyangga bangunan, lantai, dinding – dinding diantara tiang, lampu penerang, pintu, jendela dan atap bangunan. Bangunan berwarna putih bersih dengan model yangsangat menarik berdiri diatas lahan yang bersertifikat.

Demikian pula seorang mukmin jika di lihat, sangat indah dan menarik hati. Allah mengatakan dalam surat Ali Imran 110 : kuntum khoiro ummatin uhrijat linaas = kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Seorang tersebut ibarat bangunan indah di atas. Bangunan keislaman seorang tersaebut dapat di umpamakan seperti bangunan indah itu. Perumpamaan ini hanya untuk memudahkan kita melihat bangunan keislaman dalam diri kita sendiri, sudah sejauh mana komitmen keislaman kita. Allah sendiri banyak membuat perumpamaan dalam Al-Qur’an untuk memudahkan manusia memahami sesuatu..

Bangunan keislaman itu dimulai dari adanya lahan hidayah yang diberikan Allah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Di atas hidayah itulah dibangun suatu bangunan keislaman seseorang. Tanpa adanya hidayah ini mustahil dapat di bangun bangunan keislaman. Setelah itu diatas lahan hidayah ini pertama kali tentu dibangun suatu fondasi keimanan, jika fondasi itu kokoh maka kokoh pulalah bangunan keislaman keislaman seseorang, sebaliknya jika fondasinya rapuh maka rapuh pula bangunan tersebut. Untuk tegaknya suatu bangunan maka di perlukan tiang-tiang sholat, tanpa adanya sholat ini tak kan ada yang namanya bangunan keislaman. Dalam Al-Qur’an perintah sholat selalu digandengkan dengan perintah membayar zakat (aqimus sholata wa aatudzakaata) demikian pulalah antara tiang-tiang dengan diding-dindingnya sangat erat. Sebaga atap dari bangunan keislaman itu adalah puasa. Makin besar bangunan tersebut tentu diperlukan tiang-tiang tambahan(sholat2 sunnah), dinding yang makin banyak (infak,shodaqah) dan atap tambahan(puasa syawal,puasa senin-kamis, puasa bulan haji). Tiang, dinding, dan atap inilah yang melindungi penghuninya dari sengatan matahari, guyuran hujan atau tiupan angin/debu/daun yang beterbangan.

Sampai disini pada hakekatnya bangunan keislaman sudah terbentuk. Kualitas dari bangunan tersebut tergantung juga pada komponen2 pembentuknya. Hidayah atau luasnya lahan tergantung pada ikhtiar atau usaha seseorang, makin giat atau makin besar usaha seseorang insya Allah makin luas pula lahan atau hidayah yang diperoleh. Begitu pula fondasi, tiang, dinding dan atapnya, jika dibangun asal2an maka yang terbentuk banguanan kualitas rendah pula, seperti gubuk derita atau rumah bambu yang mudah terbakar dan terhempas badai. Jika anda sholat tapi tidak bayar zakat, ibaratnya seperti bangunan tanpa dinding, seperti sekarang banyak dijumpai gedung2 atau bangunan yang terhenti pembangunannya, hanya tiang2 saja plong. Atau seseorang tidak berpuasa, ibarat bangunan tanpa atap. Jadi ketiga komponen dasar itu mutlak harus ada. Tidak sholat, zakat dan tidak puasa, tetapi dia tetap mengaku beragama islam maka yang dia punya hanya lahan hidayah saja (mengaku islam), tetapi diatasnya belum ada bangunan keislaman sama sekali.

Sampai disini sebenarnya kita sudah bisa mengira-ngira bentuk dan dasarnya bangunan keislaman yang kita bangun. Lantai bangunan diumpamakan sebagai Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah dimana penghuninya setiap berjalan dan bergerak selalu mempunyai pijakan yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Untuk menerangi kehidupan penghuninya, dzikrullah dan shalawat nabi merupakan lampu penerang bangunan tersebut. Pintu dan jendela merupak lubang masuknya tamu-tamu tak diundang (godaan setan/jin/manusia). Pintu rumah itu adalah kesabaran dan keikhlasan, jendela adalah ilmu yang dari mana penghuninya dapat melihat dunia luar dan belajar mengetahui mana yang benar dan salah. Dengan kesabaran, keikhlasan dan ilmu penghuni dapat menangkal masuknya tamu-tamu tak diundang tersebut. Syaithan pun akan lari jika bangunan tersebut di terangi oleh lampu dzikrullah dan shalawat nabi.

Warna dan model bangunan dapat membuat siapa saja yang melihatnya tertarik. Bangunan yang bersih, kokoh dan bagus, sekilas saja dan dari kejauhan sudah tampak menarik hati banyak orang, demikian juga akhlak orang mukmin sejati, membuat teduh dan menarik hati yang melihatnya. Akhlakul karimah ini merupakan.daya pikat seorang mukmin. Seseorang yang rajin beribadah tapi sering menyakiti hati orang lain ibaratnya seperti bangunan yang warna dan modelnya tidak menarik hati.

Pagar yang mengelilingi lahan dan bangunan keislaman ibarat sebagi jihad fisbilillah, berjuang di jalan Allah. Pagar ini melindungi semua komponen yang ada didalam bangunan islam,menjamin kelangsungan dan tegaknya syiar islam. Terakhir dari bahasan ini adalah lahan tempat berdirinya bangunan keislaman ini perlu dibuat sertifikatnya dengan menunaikan ibadah haji.

Mudah-mudahan perumpamaan ini dapat mempermudah melihat posisi keberagamaan kita, sejauh mana komitmen keislaman kita dengan mengibaratkan atau membayangkan bentuk bangunannya. Jika bangunan kita masih rapuh atau belum lengkap atau tidak menarik hati maka marilah kita tingkatkan bangunan keislaman kita menjadi lebih baik dan menarik hati, bukankah kita juga sangat senang melihat rumah kita bagus dan bersih? Itulah pribadi seorang muslim / mukmin sejati, kokoh, bersih, cantik dan menarik hati.

Memang perumpamaan ini tidak seratus persen sama, tapi penulis kira sudah cukup untuk memberikan gambaran. Bedanya adalah sampai saat ini belum ada yang namnya bangunan tahan gempa kuat, misalnya 10 skala richter. Pada gempa sekuat ini seluruh bangunan insya Allah sudah ambruk hancur, tetapi beda dengan kepribadian muslim, jangankan 10 skala richter, sampai bumi ini pun runtuh dia akan tetap kokoh dan tegak berdiri, insya Allah.

Firman Allah SWT dalam surat At Taubah : 72

“ Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan,(akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka didalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar, itu adalah keberuntungan yang besar.

Sabtu, 08 November 2008

TARIAN DIBUKIT CINTA



TARIAN DIBUKIT CINTA

Oleh
M. Agus Salilm ElBahri


Telah kubaca beribu kisah

Tentang cinta dan kesetiaan

Karena itu udara terasa begitu segar

Saat menyaksikanmu mengulurkan tangan


Banyak sebenarnya Adik

Jalan-jalan minta kutempuh

Tapi gambarmu begitu kuat Adik

Hingga yang lain jadi luruh


Kekuatan apa yang bersemayam dihatimu?

Sekali ia menyentuhku

Membuatku gemetar

Melintasi zaman demi zaman



Sabtu, 01 November 2008

CATATAN HATI ......


Aku mengejar bulan, kuintip diam-diam.
Tapi ia selalu sembunyi di balik awan bisu & kesunyian.
Detak jam dinding adalah bakti dari letih pencarian.
Sedang dirimu adalah puisi tak terbaca dari negeri khayalan…

Cinta itu melampaui panca indra, tempat dan suara-suara. menyapa hatimu yang terbuka lewat denyar nada yang semburat di semesta diam tanpa kata-kata. maka dengarlah dalam diammu dan tidurmu, dengan kesadaran yang murni dan ketenangan, ketika cinta datang bertamu bertemu. Jangan takut dan bosan dengan cinta itu, sebab ia adalah bahasamu; bahasa jiwa, hati, dan tubuhmu. Ia sendiri yg akan mengerti dirimu, aku, dan dirinya sendiri..

Ia bukanlah gadis mendadakku seperti dalam kisah roman picisan atau sinetron zaman sekarang, sebab cinta adalah anak akar kebudayaan, bukan batu dari langit. Ia buah pencaharian akan makna hidup & “kehadiran” yg begitu dalam & lain. Ialah, bunga yg kupilih dalam pencaharian panjang tidak dengan keraguan, meski dengan diam-diam & malu-malu khas lelaki zaman dulu..

Kau di mana saat rindu ingin bertemu? Akh, aku takut membawa rindu dan malu bertamu sebab kamu sudah jadi milik cemburu. Aku di mana dengan rindu yg lain dan cemburu yg juga lain? Akh, kau menggigil di balik gigir waktu dan lari ke karat masa lalu…

Aku melihat sepasang rindu terdiam, menatap, terbang bahagia. Begitu banyak senyum tertahan walau udara tak seindah senja. Aku mulai merindu awal dunia, dimana antar sesama rindu tidak berubah lain dan getir. Semua nafas ada mengucap ingin dalam seru yang tak lagi asing. Aku merindu bahagia rindu yang lain…

Semakin berjarak jalan sepanjang rumah kita, tak ada suara tak ada kata-kata. hanya saja setelah pergi hati semakin dekat dan sunyi sungguh berarti. Lalu dimana rindu kutinggal atau kemana kubawa pulang? akh, sama saja! Kini aku selalu gugup sebab ada rasa yang tak ingin redup. Rasa yang mesti kujaga tuk menemukan sendiri dunia percaya di hatinya…

Aku merengkuh segenap rapuh, membiarkannya tumbuh meski dengan nafas sisa. Aku menimba segala duka, membuatnya merembesi jiwa dan mengekal dalam tubuh. Sebab aku juga percaya bahwa cahaya ada dalam gelapnya, sebagaimana kesedihan adalah juga kehidupan, meski hanya penghidupan akan nama-nama yg sengaja ditenggelamkan, yang berakhir pada ucapan belasungkawa semata iba.

Cinta itu cuma sayang yang sangat. Cuma itu,
hanya sayang yang sangat!”

Dari pantai, deru angin dan gemuruh ombak seakan mengisyaratkan bahwa tidak sesederhana senyum nelayan itu, tuk memahami hati seseorang. Sebab ia selalu diam dari segala penjuru dan tetap saja rahasia bagi orang lain dari mana asal rindu datang. Ah, meski kapal-kapal ada tambatan di tepian, masih saja sunyi yang mengalahkan diriku dari segala kemungkinan tuk melabuhkan harapan. Aku membawa ikan-ikan rindu, tapi ragu pada siapa kan kuhidangan, padahal matahari sudah mulai tenggelam dan membatasi jarak pandang…

Aku tau, kuncup keraguan selalu datang karena malam sudah terlalu lama tertusuk hujan, dan aku selalu tersesat dalam pengembaraan-pengembaraan panjang. Tak ada ruang buat airmata, hanya sedikit luka tersisa di antara prahara-prahara. Ah, tanpamu tak ada lagi dunia dan perjalanan ini ku akhiri dengan sia-sia...

Selalu kemarau yang melintas di hatiku dan menumbuhkan semacam tanaman liar yang tak ingin kusemai. Bukan bunga dari segala indah bunga yang kuinginkan, meski hujan menggenang di luar tubuhku, sedang kemarau yang kutolak memaksa masuk melalui pori-pori dan benar-benar tinggal di hatiku. Rupanya musim tak pernah bersahabat dengan angan dan inginku, membuatnya tumbuh sekaligus binasa yang tak sudah-sudah, di mana aku ada yakin dan juga ragu…

Tak ada dan tidak perlu ada airmata karena cinta. Sebab aku tidak lagi menangis karena ditinggalkan, dikhianati, atau karena dikalahkan. Musim telah lama gugur, pohon-pohon pasti meranggas, dan tanah bisa retak. Aku sudah terlalu tua, sudah tidak punya cukup waktu tuk menangisinya. Aku sudah gila dengan sakitnya cinta dan dengan segala keyakinannya. Kita seperti bertemunya sungai dan muara, yang bisa saling mengisi sekaligus bisa saling melepaskan dan di hatiku tak tersisa kebencian. Jangan takut salah menerka, batas antara mimpi dan kenyataan…

Aku ingin belajar dari sisa-sisa dan sia-sia kekalahan, meski kadang alam sendiri menyerah putus asa. Aku mencoba tabah dan bersemangat muda, meski kau selalu acuh dan perkasa saja. Sebab padaku ada menunggu! Biar musim, bunga rumput, dan ilalang dan kau biar ragu, biar terbakar segala waktu dan rindu. Biar pada aku yang lemah, aku yang jatuh, terbakar angan tertunggu ingin. Sebab ia pasti membuncah dan menumbuh tunas-tunas baru, sebelum jemu menyerbu dan semuanya kuyu layu…

Hatiku hidup dan berdetak tapi semuanya jadi kaku. Orang-orang lalu lalang tetap saja suasana beku. Semuanya hanya sunyi mengental di mana aku gemetar. Aku seakan mati tiada nadi. entah apa ini?

Tanpa kusadari dia yang membuatku merubah hidupku, tapi dia takkan pernah tahu aku melakukan untuknya semua ini. Hingga pada sajak yang tak pernah tahu ini kukalungkan untuknya mimpi-mimpi…


Di hatiku ada rindu yang tak bisa mati sebab terlanjur memberi nadi dan mengguyur tubuhku dengan hujan-hujan sepi. Tapi, aku tetap menunggu reda sampai terdengar ia bersuara…

Aku gemetar malam itu, ketika tuk pertama kalinya aku melihatnya tersenyum malu di antara yang lain begitu lain. Dan aku hanya bisa berkata dalam hatiku: ia indah, ia adalah nuansa dari proses penciptaan keindahan. Maka sejak itu aku sering mencuri pandang memperhatikannya dari jauh. Kini, ingatan itu masih juga sama dan tak pernah bisa berlalu dari hatiku..

Embun terbangun oleh fajar yang menanti dan berkata; tak apa kau tidak menemani tidurku, sebab terbangun pun aku masih dalam rindu yang sama, dan kau memelukku dengan sinar mesra hingga pagiku tak sia-sia…”

Bersamamu adalah sepenuhnya diriku, memupuk rindu pada hati terdalam, tak tersisa lagi kecuali dirimu yang menyatu dalam diam dan seruku. Maka dengan caraku sendiri aku berbagi nasib dan kesunyian, dalam kepercayaan yang satu; mencintaimu!

Kasih adalah tempat aku berharap, ia mau berbagi darah dari lukanya, airmata dari tangisnya, peluh dari letihnya, sakit dari jatuhnya, kering dari jiwanya…Tempat aku berbagi bianglala bagi langit mendungnya!

Pada malam yang bungkam, masih ada rupanya, suara lirih rindu yang memendam keinginan. Ia menunggu, mengintai dengan sabar, setiap yang memastikan kapan ia boleh datang. Rindu semakin rindu, tapi kabar smakin buram, tak terbaca pada alamat kota-kota, tak sampai pada pertemuan nama-nama. malam menenggelamkannya pada samudera, cuaca sungguh lirih, perih yang tak tertangkap rupa.

Aku diam sehening ruang hampa udara, makin sekali hatiku ikut hampa. Selama ini aku merasa telah cukup berlari, rentetan waktu berjalan tergesa namun tak kunjung kusampai ke tepi.

Pagi adalah awal membuka mata yang selalu berujung pada cahaya yang menembus kulit, melintasi sendi, lalu mengekalkan ruang hatiku. Siang adalah perjumpaan tubuh dan jiwa yang memotret cinta dalam semangat lanskap-lanskap zaman, perjalanan dan perjumpaan cerita dalam tanya kesemestian. Malam adalah pengekalan sunyi, angin-angin rindu yang menggigilkan ingatan dalam ornamen yang berisi pelafalan cinta akan nama abadi!