Rabu, 03 September 2008

DEMOKRASI DAN KEPEMIMPINAN YANG IDEAL


M.Agus Salim

Demokrasi dan kemimpinan “keindahan yang membatasi kekuasaan, kekuasaan yang memuja kasih sayang / cinta kasih, kebijaksanaan yang membawa keadilan” kata Ki Ageng Sutatmo suryo kusumo.
Bahwa kekuasaan harus bersandar pada keindahan atau tertibnya lahir dan cinta kasih atau kesucian batin dan kebijaksanaan yang mengandung kebenaran dan keadilan. Demokrasi pada hakekatnya merupakan sesuatu pranata sisial telah memberi tempat bagi peran tiap anggota masyarakat dengan segala hak dan kemerdekaannya, namun harus pula selalu diimbangi dengan kepentingan hidup bersama sehingga demokrasi yang dikehendaki adalah benar – benar mengandung arti kerakyatan dan keadilan sosial. Demokrasi dibawah pimpinan kebijaksanaan yang dalam kehidupan diwujudkan dengan perilaku “Tutwuri Handayani”
Demokarasi dan kepemimpinan bersumber pada rasa kekeluargaan yang memandang setiap individu adalah kawula sekaligus warga atau obyek sekaligus subyek. Pengambialan keputusan dalam sistem demokrasi dan kepemimpinan tak harus didasarkan kepada suara moyoritas (separo lebih dari satu), melainkan didasarkan pada musyawarah untuk mufakat , apabila mufakat tidak dapat dicapai meskipun sudah diusahakan sekeras – kerasnya, maka baik mayoritas maupun minoritas harus tunduk kepada pimpinan yang mengambil keputusan atas dasar kebijaksanaan demi persatuan, kesatuan dan kepentingan bersama.
Demokrasi dan kepemimpinan menjunjung tinggi kebebasan individu akan tetapimengakui perlunya hikmah pimpinan kebijaksaan untuk digunakan apabila perlu untuk ketertiban dan keselamatan masyarakat untuk melindungi kebebasan individu. Demokrasi tanpa kepemimpinan akan menimbulkan anarki yang dapat menimbulkan bahaya terhadap masyarakat. Sebaliknya kepemimpinan tanpa demokrasi akan menimbulkan penindasan antar manusia.
Demokrasi dan kepemimpinan merupakan tipe demokrasi yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban, demokrasi yang dilandasi dengan menyatunya rasa aku dan kita. Setiap individu harus bersedia mengabdikan diri kepada kepentingan umum dan rela berkorban untuk kepentingan bersama.
Dalam trilogi kepemimpinan, seorang pemimpin harus mempunyai perilaku konsisten dan kosekuen, jujur , adil, bertanggung jawab, bersatunya kata dan perbuatan, bersedia berada paling depan pada saat menghadapi kesulitan dan berada paling belakang (menikmati paling akhir) ketika menghadapi kesenangan sehinnga dapat memberi pengaruh baik kepada orang – orang yang dipimpinnya. Pimpinan harus mampu membangkitkan motivasi sekaligus pandai “mengemong” serta memberikan ketentraman lahir dan batin bagi orang – orang yang dipimpinnya. Kemampuan seorang pemimpin berkomunikasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak, baik secara intern atau di dalam kelompoknya maupun secara ekstern atau kelompok lainnya.

Tidak ada komentar: